Senin, 04 Juni 2012

PKMK-Laporan Akhir


HIASAN RUMAH DARI KERTAS BEKAS (DALAM UPAYA MENGURANGI SAMPAH KERTAS DI MASYARAKAT)

I.                   PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
            Kertas merupakan benda yang mudah ditemukan dan banyak digunakan dikalangan masyarakat seperti kertas koran, majalah, buku tulis dll. Namun setelah digunakan kemanakah kertas-kertas tersebut? Jika di diamkan begitu saja, maka lama-kelamaan akan menumpuk dan mengotori rumah. Cara paling praktis yang biasa dilakukan banyak orang adalah menjualnya ke tukang loak dan masalah rumah pun selesai, sebuah solusi praktis yang cukup baik memang, tapi sebenarnya kertas bekas memiliki banyak manfaat, kertas-kertas bekas yang awalnya hanya mengotori rumah itu dapat diolah menjadi barang-barang yang memiliki fungsi sehingga bisa dipakai serta mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi.
            Seperti koran bekas dapat di olah menjadi berbagai macam produk kerajinan seperti kap lampu, vas bunga, tempat tisu, tempat majalah, keranjang buah, tempat pensil, baki, keranjang sampah, dompet, wadah perhiasan, wadah telepon genggam, tempat pakaian kotor, asbak, hiasan dinding, selain itu kertas juga dapat digunakan sebagai kerajinan lipat sebagai hiasan rumah dengan bentuk yang beraneka ragam seperti buah nanas, angsa, buah naga, vas bunga dll.
            Cara membuat kerajinan lipat dari kertas bekas adalah kertas dipotong-potong sesuai keperluan dengan ukuran 7 x 7 cm  maka menghasilkan potongan berbentuk persegi. Potongan koran dilipat pada satu diagonal sehingga sudut menyatu dengan sudut lainnya hingga berbentuk segitiga sama kaki, sisi yang sama dilipat setara dengan diagonal hingga membentuk bangun layang-layang. Selanjutnya sisi terpendek dilipat ke bawah dan dilem setelah itu ditekuk ke atas hingga menyerupai perahu. Demikian seterusnya potongan-potongan koran dibentuk sehingga dapat disusun sedemikian rupa menjadi bentuk nanas.
            Dengan adanya usaha dalam mengolah limbah menjadi bermanfaat merupakan salah satu kreatifitas yang tidak hanya meyelesaikan masalah rumah namun ada nilai plus berupa pendapatan yang lumayan dari penjualan barang-barang kerajinan tersebut. Bahkan jika dikembangkan akan membuka peluang didunia bisnis dengan membuka usaha di bidang kerajinan lipat dari kertas bekas sehingga secara langsung membutuhkan banyak tenaga baik dalam pembuatan maupun distribusinya. Banyak pihak yang terkait jika usaha dalam pemanfaatan sampah kertas dikembangkan terutama bagi pemulung sebagai pengumpul barang bekas dengan kata lain usaha tersebut membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya dalam upaya memberantas pengangguran dan kemiskinan.


1.2 Perumusan Masalah
1)      Banyaknya kertas yang terbuang dikalangan masyarakat.
2)      Kertas bekas belum dimanfaatkan sebagai hiasan rumah yang memberikan peluang untuk membuka industri rumah tangga.

1.3 Tujuan Program
1)      Meningkatkan nilai ekonomis kertas bekas dengan mengolahnya menjadi barang    yang lebih bermanfaat dan menarik.
2)      Memberikan referensi kepada mahasiswa tentang pentingnya kertas bekas untuk diolah yang dapat membuka peluang kerja.

1.5 Luaran yang Diharapkan 
 1)     Setelah kegiatan ini dilaksanakan maka diharapkan kertas bekas yang terdapat dikalangan masyarakat dapat diolah dan semakin berkembang dari segi pola melipat sekaligus bentuk hiasannya.
2).    Setelah kegiatan PKMK ini, diharapkan kerajinan lipat dari kertas bekas ini berkembang menjadi industri rumah tangga yang membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
1.6 Kegunaan Program
1)            Terwujudnya masyarakat yang peduli lingkungan dengan memanfaatkan sampah menjadi bermanfaat.
2)            Dapat mengungguli kreatifitas mahasiswa dalam mengembangkan hal sederhana menjadi bermanfaat dan bernilai jual.
3)            Membuka lapangan pekerjaan baru bagi mahasiswa dengan tetap tidak menyita waktu belajar dan perkuliahan mahasiswa.



II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Kertas merupakan kebutuhan pokok masyarakat seperti koran, majalah yang mereka baca setiap harinya, setelah terbaca kertas tersebut dapat dgunakan menjadi hiasan rumah, tempat pensil yang cantik dan vas bunga. Hasil kerajinan lipat ini dapat dijual dengan harga yang bervarian tergantung dari limbah kertas dan cara pembuatannya.
Kerajinan lipat dari kertas ini dapat disebarkan ke sejumlah toko kecil dan artshop di daerah nusa dua mengingat banyak wisatawan mancanegara yang tinggal dan berkunjung ke nusa dua. 

III. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
             3.1 Metode Observasi Bahan
Kegiatan PKMK diawali dengan peninjauan bahan dan biaya awal yang diperlukan untuk membuat suatu produk dengan modal minimal namun dapat mendatangkan keuntungan dan kualitas maksimal dengan mengacu pada penggunaan sampah yang ada di masyarakat. Dalam hal ini, digunakan kertas dengan warna yang menarik

3.2 Metode Pemasaran
Tim pelaksana PKMK menggunakan berbagai metode pemasaran dengan sasaran siswa-siswi dilingkungan yayasan gajah wahana, wisatawan yang berada di daerah BTDC-Nusa dua, masyarakat di daerah Nusa dua, menitipkan produk-produk di artshop dan toko-toko terdekat di daerah Nusa dua dan pemasarannya dikembangkan ke daerah denpasar

IV. PELAKSANAAN PROGRAM

4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan PKMK ini telah dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2011. Proses pembuatan kerajinan lipat dari sampah kertas dilakukan oleh masyarakat ditaman mumbul daerah Nusa Dua.

4.2 Tahapan Pelaksanaan
Tahapan dari pelaksanaan PKMK ini seperti yang tertera dalam bentuk tabel berikut :

Tabel. 1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
No
Kegiatan
Waktu
Tempat

A.  Tahap Persiapan


1
Survei bahan di daerah nusa dua
25 Januari 2011
Nusa dua, Bali
2
Pembelian kertas dengan beraneka ragam warna
29 Januari 2011
Nusa dua, Bali
3
Pembelian alat & bahan penunjang
7 Februari 2011
Nusa dua, Bali

B. Tahap Pelaksanaan


1
Pembuatan hiasan rumah
 8 Februari s/d 3 Mei 2011
Nusa dua, Bali
2
i.  Tahap Pemasaran dan perluasan  daerah pemasaran
10 Februari s/d 18 Mei 2011
Nusa dua, Bali
3
Pembuatan pamflet
1 Maret 2011
Nusa dua, Bali
4
Pembuatan spanduk
1 Maret 2011
Nusa dua, Bali

C. Tahap Penyusunan Laporan


1.
Penyusunan Laporan Kemajuan PKMK
8 Mei 2011
Universitas Mahasaraswati Denpasar
2.
Penyusunan Laporan Akhir  PKMK
25 Juni 2011
Universitas Mahasaraswati Denpasar

4.3 Instrumen Pelaksanaan
Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan PKMK ini adalah semua alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan hiasan rumah seperti : kertas, lem, penggaris, pulpen/pensil, gunting, kuas kecil, dan yang lainnya. Kegiatan PKMK dilaksanakan dengan melakukan kegiatan penyiapan  alat dan bahan pembuatan kotak kado. Penyiapan alat dan bahan dilaksanakan oleh anggota pelaksana PKMK. Kegiatan dimulai dari minggu pertama bulan Pebruari 2010. Alat dan bahan diperoleh di beberapa tempat yang terpisah. Untuk bahan dari kertas bekas, diperoleh dari masyarakat di daerah nusa dua kecamatan kuta selatan Kabupaten badung Provinsi Bali. Sedangkan alat dan bahan lainnya  dibeli di toko-toko terpisah di Kota Denpasar, Bali. 
         Pembuatan kerajinan lipat dengan bentuk angsa dan vas bunga dimulai dari minggu pertama bulan Pebruari 2011 di kediaman salah satu anggota tim pelaksana PKMK, dimana waktu kerja efektif dalam satu minggu adalah 24 jam. Kami membuat tiga jenis kerajinan lipat dengan variasi bentuk dan harga jual. Adapun variasi bentuk dari kerajinan kertas ini yang telah berhasil dibuat adalah sebagai berikut :
a.    Kerajinan lipat dengan bentuk angsa sebanyak 15 buah.
@ Rp 18.000,00
b.    Kerajinan lipat dengan bentuk vas bunga sebanyak 30 buah.
@ Rp 5.000,00
c.    Kerajinan lipat dengan bentuk buah naga sebanyak 18 buah.
@ Rp 9.000,00
d.   Kerajinan lipat dengan bentuk buah nanas sebanyak 15 buah.
@ Rp 10.000,00

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

a.                  Hasil Penjualan
      Kegiatan ini merupakan kegiatan kewirausahaan yang mengangkat mengenai potensi kertas bekas sebagai hiasan rumah, dalam upaya mengurangi sampah kertas di masyarakat. Kertas bekas yang tidak bernilai ekonomis menjadi bernilai ekonomis setelah diolah menjadi produk yang menarik. Dalam hal ini dilakukan modifikasi produk yaitu hiasan rumah yang dibuat dari kertas bekas  ternyata  berpotensi untuk dipasarkan dan memilki nilai jual yang baik dipasaran.
      Strategi pemasaran yang telah dilaksanakan adalah pendekan personal, melakukan penjualan langsung kepada para pembeli (direct selling ) dan dengan cara penitipan langsung ke artshop di daerah Nusa Dua dan juga ke toko yang menjual pernak pernik hiasan rumah dan kantor. Penjualan dengan cara penitipan itu diakhiri dengan pembagian keuntungan (share profit) dengan toko tersebut.
                    Selain itu jumlah produksi hiasan rumah dibuat dengan menambah variasi bentuk, ukuran serta warna  
               Memperluas daerah pemasaran di Denpasar serta melakukan kerjasama dengan    Lusy Shop.
               Membuka usaha kecil dengan menggunakan 10 tenaga kerja untuk tahap awal.
          
 b.                  Analisis Break Even Point (BEP)
            Break Even Point (BEP) diartikan suatu tingkat penjualan yang dapat menutup fixed dan variable operating expenses atau biaya-biaya yang bersifat tetap atau variabel. Dengan kata lain, BEP akan tercapai pada tingkat earing before interest and taxes = 0. Seringkali BEP diartikan sebagai tingkat penjualan yang dapat menutup semua biaya, baik operating maupun financial cost
      Maka untuk menentukan BEP digunakan persamaam sebagai berikut:
   Dimana P = harga jual per unit
             FC = Biaya tetap
             VC = biaya variabel
             S   = penjualan

BEP =          FC   
                    1-VC
                        P

      Dalam pembuatan hiasan rumah dari kertas bekas setiap satu kali produksi menghasilkan kurang lebih 40 produk. Hiasan rumah dari kertas bekas ini siap dijual dengan harga Rp. 20.000,00 per buah. Untuk menghasilkan produk hiasan rumah dari kertas bekas sebanyak itu diperlukan biaya operasi tetap sebesar Rp.560.000,00 dan biaya operasi variabel sebesar Rp. 1.576.000,00 per empat bulan produksi.
      Sehingga Break Even Point dalam pembuatan hiasan rumah dari kertas bekas ini dapat dihitung sebagai berikut:
VC =Rp. 1.576.000
FC =Rp. 560.000
BEP =       Rp. 560.000           = Rp. 560.000   =  Rp 1. 103.448,27
                    1-Rp. 1.576.000        1-0, 4925
                       Rp. 3.200.000
                   
BEP (unit)  = BEP (Rp)
                      Harga penjualan

                   = Rp. 1.103.448,27     = 55,17 unit
                        Rp. 20.000

Jadi BEP penjualan per bulan :  total penjualan produk
                                                            BEP per unit

Bulan I = 20 produk terjual = 36,25% = -63,74 (belum mencapai BEP)
Bulan II = 35 produk terjual = 99,69 % = - 0,3 % (belum mencapai BEP)
Bulan III= 44 produk terjual = 179,4 % = +79,4% (sudah mencapai BEP)
Bulan IV = 57 produk terjual = 282,76%= +182,7% (sudah mencapai BEP)
   Jadi BEP diperoleh pada penjualan produk di bulan ke tiga.



 VI. SIMPULAN
-          Kertas bekas dapat dimanfaatkan menjadi hiasan rumah yang bernilai ekonomis
-          BEP dapat dicapai pada bulan ke tiga saat produk terjual 99 yang telah melampaui  BEP per unit sebesar  55,77  produk sehingga selain mencapai BEP juga mendapatkan keuntungan sebesar 79,4 %.


VII. SARAN

-             Perlu dilakukannya penyuluhan tentang pemanfaatan sampah untuk menjaga lingkungan khususnya dengan menggunakan sampah kertas maupun plastik menjadi bernilai jual tinggi sehingga masyarakat tidak hanya menyelamatkan lingkungan tetapi juga mendapatkan keuntungan dari sampah tersebut.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar