HIASAN RUMAH DARI KERTAS BEKAS (DALAM UPAYA
MENGURANGI SAMPAH KERTAS DI MASYARAKAT)
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kertas
merupakan benda yang mudah ditemukan dan banyak digunakan dikalangan masyarakat
seperti kertas koran, majalah, buku tulis dll. Namun setelah digunakan
kemanakah kertas-kertas tersebut? Jika di diamkan begitu saja, maka
lama-kelamaan akan menumpuk dan mengotori rumah. Cara paling praktis yang
biasa dilakukan banyak orang adalah menjualnya ke tukang loak dan masalah rumah
pun selesai, sebuah solusi praktis yang cukup baik memang, tapi sebenarnya kertas
bekas memiliki banyak manfaat, kertas-kertas bekas yang awalnya hanya mengotori
rumah itu dapat diolah menjadi barang-barang yang memiliki fungsi sehingga bisa
dipakai serta mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi.
Seperti koran bekas dapat di olah
menjadi berbagai macam produk kerajinan seperti kap lampu, vas bunga, tempat
tisu, tempat majalah, keranjang buah, tempat pensil, baki, keranjang sampah,
dompet, wadah perhiasan, wadah telepon genggam, tempat pakaian kotor, asbak,
hiasan dinding, selain itu kertas juga dapat digunakan sebagai kerajinan lipat
sebagai hiasan rumah dengan bentuk yang beraneka ragam seperti buah nanas,
angsa, buah naga, vas bunga dll.
Cara
membuat kerajinan lipat dari kertas bekas adalah kertas dipotong-potong sesuai
keperluan dengan ukuran 7 x 7 cm maka
menghasilkan potongan berbentuk persegi. Potongan koran dilipat pada satu
diagonal sehingga sudut menyatu dengan sudut lainnya hingga berbentuk segitiga
sama kaki, sisi yang sama dilipat setara dengan diagonal hingga membentuk
bangun layang-layang. Selanjutnya sisi terpendek dilipat ke bawah dan dilem
setelah itu ditekuk ke atas hingga menyerupai perahu. Demikian seterusnya
potongan-potongan koran dibentuk sehingga dapat disusun sedemikian rupa menjadi
bentuk nanas.
Dengan
adanya usaha dalam mengolah limbah menjadi bermanfaat merupakan salah satu
kreatifitas yang tidak hanya meyelesaikan masalah rumah namun ada nilai plus
berupa pendapatan yang lumayan dari penjualan barang-barang kerajinan tersebut.
Bahkan jika dikembangkan akan membuka peluang didunia bisnis dengan membuka
usaha di bidang kerajinan lipat dari kertas bekas sehingga secara langsung
membutuhkan banyak tenaga baik dalam pembuatan maupun distribusinya. Banyak
pihak yang terkait jika usaha dalam pemanfaatan sampah kertas dikembangkan
terutama bagi pemulung sebagai pengumpul barang bekas dengan kata lain usaha
tersebut membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya dalam upaya memberantas
pengangguran dan kemiskinan.
1.2 Perumusan Masalah
1) Banyaknya kertas yang terbuang dikalangan
masyarakat.
2) Kertas bekas belum dimanfaatkan sebagai
hiasan rumah yang memberikan peluang untuk membuka industri rumah tangga.
1.3 Tujuan Program
1) Meningkatkan nilai ekonomis kertas bekas
dengan mengolahnya menjadi barang yang
lebih bermanfaat dan menarik.
2) Memberikan referensi kepada mahasiswa
tentang pentingnya kertas bekas untuk diolah yang dapat membuka peluang kerja.
1.5 Luaran yang Diharapkan
1) Setelah
kegiatan ini dilaksanakan maka diharapkan kertas bekas yang terdapat dikalangan
masyarakat dapat diolah dan semakin berkembang dari segi pola melipat sekaligus
bentuk hiasannya.
2). Setelah kegiatan PKMK ini, diharapkan
kerajinan lipat dari kertas bekas ini berkembang menjadi industri rumah tangga
yang membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
1.6 Kegunaan Program
1)
Terwujudnya
masyarakat yang peduli lingkungan dengan memanfaatkan sampah menjadi
bermanfaat.
2)
Dapat
mengungguli kreatifitas mahasiswa dalam mengembangkan hal sederhana menjadi
bermanfaat dan bernilai jual.
3)
Membuka
lapangan pekerjaan baru bagi mahasiswa dengan tetap tidak menyita waktu belajar
dan perkuliahan mahasiswa.
II. GAMBARAN
UMUM RENCANA USAHA
Kertas
merupakan kebutuhan pokok masyarakat seperti koran, majalah yang mereka baca
setiap harinya, setelah terbaca kertas tersebut dapat dgunakan menjadi hiasan
rumah, tempat pensil yang cantik dan vas bunga. Hasil kerajinan lipat ini dapat
dijual dengan harga yang bervarian tergantung dari limbah kertas dan cara
pembuatannya.
Kerajinan
lipat dari kertas ini dapat disebarkan ke sejumlah toko kecil dan artshop di
daerah nusa dua mengingat banyak wisatawan mancanegara yang tinggal dan
berkunjung ke nusa dua.
III.
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
3.1 Metode
Observasi Bahan
Kegiatan
PKMK diawali dengan peninjauan bahan dan biaya awal yang diperlukan untuk
membuat suatu produk dengan modal minimal namun dapat mendatangkan keuntungan
dan kualitas maksimal dengan mengacu pada penggunaan sampah yang ada di
masyarakat. Dalam hal ini, digunakan kertas dengan warna yang menarik
3.2 Metode Pemasaran
Tim
pelaksana PKMK menggunakan berbagai metode pemasaran dengan sasaran siswa-siswi
dilingkungan yayasan gajah wahana, wisatawan yang berada di daerah BTDC-Nusa
dua, masyarakat di daerah Nusa dua, menitipkan produk-produk di artshop dan toko-toko
terdekat di daerah Nusa dua dan
pemasarannya dikembangkan ke daerah denpasar .
IV. PELAKSANAAN PROGRAM
4.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
Kegiatan PKMK
ini telah dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2011. Proses pembuatan kerajinan lipat
dari sampah kertas dilakukan oleh masyarakat ditaman mumbul daerah Nusa Dua.
4.2 Tahapan Pelaksanaan
Tahapan
dari pelaksanaan PKMK ini seperti yang tertera dalam bentuk tabel berikut :
Tabel. 1 Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Tempat
|
A.
Tahap Persiapan
|
|||
1
|
Survei bahan di daerah nusa dua
|
25 Januari 2011
|
Nusa dua, Bali
|
2
|
Pembelian kertas dengan beraneka ragam warna
|
29 Januari 2011
|
Nusa dua, Bali
|
3
|
Pembelian alat & bahan penunjang
|
7 Februari 2011
|
Nusa dua, Bali
|
B. Tahap Pelaksanaan
|
|||
1
|
Pembuatan hiasan rumah
|
8
Februari s/d 3 Mei 2011
|
Nusa dua, Bali
|
2
|
i. Tahap Pemasaran dan
perluasan daerah pemasaran
|
10 Februari s/d 18 Mei 2011
|
Nusa dua, Bali
|
3
|
Pembuatan pamflet
|
1 Maret 2011
|
Nusa dua, Bali
|
4
|
Pembuatan spanduk
|
1 Maret 2011
|
Nusa dua, Bali
|
C. Tahap Penyusunan Laporan
|
|||
1.
|
Penyusunan Laporan Kemajuan PKMK
|
8 Mei 2011
|
Universitas Mahasaraswati Denpasar
|
2.
|
Penyusunan
Laporan Akhir PKMK
|
25 Juni 2011
|
Universitas Mahasaraswati Denpasar
|
4.3 Instrumen Pelaksanaan
Instrumen yang digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan PKMK ini adalah semua alat-alat dan bahan yang diperlukan
dalam pembuatan hiasan rumah seperti : kertas, lem, penggaris, pulpen/pensil,
gunting, kuas kecil, dan yang lainnya. Kegiatan PKMK
dilaksanakan dengan melakukan kegiatan penyiapan alat dan bahan pembuatan kotak kado.
Penyiapan alat dan bahan dilaksanakan oleh anggota pelaksana PKMK. Kegiatan
dimulai dari minggu pertama bulan Pebruari 2010. Alat dan bahan diperoleh di
beberapa tempat yang terpisah. Untuk bahan dari kertas bekas, diperoleh dari
masyarakat di daerah nusa dua kecamatan kuta selatan Kabupaten badung Provinsi
Bali. Sedangkan alat dan bahan lainnya dibeli
di toko-toko terpisah di Kota Denpasar, Bali.
Pembuatan kerajinan lipat dengan bentuk
angsa dan vas bunga dimulai dari minggu pertama bulan Pebruari 2011 di kediaman
salah satu anggota tim pelaksana PKMK, dimana waktu kerja efektif dalam satu
minggu adalah 24 jam. Kami membuat tiga jenis kerajinan lipat dengan variasi bentuk
dan harga jual. Adapun variasi bentuk dari kerajinan kertas ini yang telah
berhasil dibuat adalah sebagai berikut :
a.
Kerajinan lipat dengan
bentuk angsa sebanyak 15 buah.
@
Rp 18.000,00
b.
Kerajinan lipat dengan
bentuk vas bunga sebanyak 30 buah.
@
Rp 5.000,00
c.
Kerajinan lipat dengan
bentuk buah naga sebanyak 18 buah.
@
Rp 9.000,00
d.
Kerajinan lipat dengan
bentuk buah nanas sebanyak 15 buah.
@
Rp 10.000,00
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Hasil
Penjualan
Kegiatan ini merupakan kegiatan kewirausahaan
yang mengangkat mengenai potensi kertas bekas sebagai hiasan rumah, dalam upaya
mengurangi sampah kertas di masyarakat. Kertas bekas yang tidak bernilai
ekonomis menjadi bernilai ekonomis setelah diolah menjadi produk yang menarik.
Dalam hal ini dilakukan modifikasi produk yaitu hiasan rumah yang dibuat dari
kertas bekas ternyata berpotensi untuk dipasarkan dan memilki nilai
jual yang baik dipasaran.
Strategi pemasaran yang telah dilaksanakan
adalah pendekan personal, melakukan penjualan langsung kepada para pembeli (direct selling ) dan dengan cara
penitipan langsung ke artshop di daerah Nusa Dua dan juga ke toko yang menjual
pernak pernik hiasan rumah dan kantor. Penjualan dengan cara penitipan itu
diakhiri dengan pembagian keuntungan (share
profit) dengan toko tersebut.
•
Selain itu jumlah
produksi hiasan rumah dibuat dengan menambah variasi bentuk, ukuran serta warna
•
Memperluas daerah pemasaran di Denpasar serta
melakukan kerjasama dengan Lusy Shop.
•
Membuka usaha kecil dengan menggunakan 10
tenaga kerja untuk tahap awal.
•
b.
Analisis
Break Even Point (BEP)
Break
Even Point (BEP) diartikan suatu tingkat penjualan
yang dapat menutup fixed dan variable operating expenses atau
biaya-biaya yang bersifat tetap atau variabel. Dengan kata lain, BEP akan
tercapai pada tingkat earing before
interest and taxes = 0. Seringkali BEP diartikan sebagai tingkat penjualan
yang dapat menutup semua biaya, baik operating
maupun financial cost
Maka untuk menentukan BEP digunakan
persamaam sebagai berikut:
Dimana
P = harga jual per unit
FC = Biaya tetap
VC = biaya variabel
S =
penjualan
BEP = FC
1-VC
P
Dalam pembuatan hiasan rumah dari kertas
bekas setiap satu kali produksi menghasilkan kurang lebih 40 produk. Hiasan
rumah dari kertas bekas ini siap dijual dengan harga Rp. 20.000,00 per buah.
Untuk menghasilkan produk hiasan rumah dari kertas bekas sebanyak itu diperlukan
biaya operasi tetap sebesar Rp.560.000,00 dan biaya operasi variabel sebesar
Rp. 1.576.000,00 per empat bulan produksi.
Sehingga Break Even Point dalam pembuatan hiasan rumah dari kertas bekas ini
dapat dihitung sebagai berikut:
VC =Rp. 1.576.000
FC =Rp. 560.000
BEP
= Rp. 560.000 = Rp. 560.000 = Rp
1. 103.448,27
1-Rp. 1.576.000 1-0, 4925
Rp. 3.200.000
BEP
(unit) = BEP (Rp)
Harga penjualan
= Rp. 1.103.448,27 = 55,17 unit
Rp. 20.000
Jadi
BEP penjualan per bulan : total
penjualan produk
BEP
per unit
Bulan
I = 20 produk terjual = 36,25% = -63,74 (belum mencapai BEP)
Bulan
II = 35 produk terjual = 99,69 % = - 0,3 % (belum mencapai BEP)
Bulan
III= 44 produk terjual = 179,4 % = +79,4% (sudah mencapai BEP)
Bulan
IV = 57 produk terjual = 282,76%= +182,7% (sudah mencapai BEP)
Jadi BEP diperoleh pada penjualan produk di
bulan ke tiga.
VI. SIMPULAN
-
Kertas bekas dapat
dimanfaatkan menjadi hiasan rumah yang bernilai ekonomis
-
BEP dapat dicapai pada
bulan ke tiga saat produk terjual 99 yang telah melampaui BEP per unit sebesar 55,77
produk sehingga selain mencapai BEP juga mendapatkan keuntungan sebesar 79,4 %.
VII.
SARAN
-
Perlu dilakukannya penyuluhan tentang pemanfaatan
sampah untuk menjaga lingkungan khususnya dengan menggunakan sampah kertas
maupun plastik menjadi bernilai jual tinggi sehingga masyarakat tidak hanya
menyelamatkan lingkungan tetapi juga mendapatkan keuntungan dari sampah
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar