Selasa, 22 Mei 2012

Kearifan Lokal


ANIMISME AKAN  DANAU RANAMESE SEBAGAI KEARIFAN LOKAL YANG INTEGRAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MANGGARAI TIMUR-NTT
Oleh : Marselina Suryani Tanus

Abstrak
Manggarai community east has a tradition of social and cultural life which is closely related to the environment appears in the relation between man and nature are still very strong in the life of local communities. It is also evident in the village community Animists Goloni around Lake Ranamese. Surrounding communities have a belief in spirits that inhabit the lake which is believed to help smooth at harvest time in order not to fail. The method used is a method of writing a literature review. Writing results showed that there are values ​​of local wisdom in aspects of social, economic, cultural, and environmental. With the values ​​local wisdom in the pattern of socio-cultural life of society is expected to support the efforts of the maintenance and preservation of local wisdom it self.

Keywords: Animism, Lake Ranamese, local wisdom




Senin, 14 Mei 2012

Homing Behaviour pada Penyu

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyu merupakan reptil yang hidup di laut serta mampu bermigrasi dalam jarak yang jauh di sepanjang kawasan Samudera Hindia, Samudra Pasifik dan Asia Tenggara. Keberadaannya telah lama terancam, baik dari alam maupun kegiatan manusia yang membahayakan populasinya secara langsung maupun tidak langsung. Dari tujuh jenis penyu di dunia, tercatat enam jenis penyu yang hidup di perairan Indonesia yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu pipih (Natator depressus), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), serta penyu tempayan (Caretta caretta).
Pergeseran fungsi lahan yang menyebabkan kerusakan habitat pantai dan ruaya pakan,kematian penyu akibat kegiatan perikanan, pengelolaan teknik-teknik konservasi yang tidak memadai, perubahan iklim, penyakit, pengambilan penyu dan telurnya serta ancaman predator merupakan faktor-faktor penyebab penurunan populasi penyu. Selain itu, karakteristik siklus hidup penyu sangat panjang (terutama penyu hijau, penyu sisik dan penyu tempayan) dan untuk mencapai kondisi “stabil” (kelimpahan populasi konstan selama 5 tahun terakhir) dapat memakan waktu cukup lama sekitar 30–40 tahun, maka sudah seharusnya pelestarian terhadap satwa langka ini menjadi hal yang mendesak.
Kondisi inilah yang menyebabkan semua jenis penyu di Indonesia diberikan status dilindungi oleh Negara sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.Secara internasional, penyu masuk ke dalam daftar merah (red list) di IUCN dan Appendix I CITES yang berarti bahwa keberadaannya di alam telah terancam punah sehingga segala bentuk pemanfaatan dan peredarannya harus mendapat perhatian secara serius.